Sebelum Anda melanjutkan membaca, saya ingin meminta Anda agar mengabaikan judul postingan ini. Bukan, bukan karena judul tidak relevan dengan yang akan saya bahas, tapi karena saya agak tidak terbiasa membuat judul yang tidak puitis. Judul tersebut terpaksa saya pakai untuk kepentingan Google search. Please, pahami.
Well, ini juga bukan tip dari pakar SEO atau pakan, eh, pakar lainnya. Ini hanya pengalaman saya menurunkan ranking Alexa yang tadinya 17 juta-an, jumlah yang lebih dari cukup untuk DP rumah, ke 500 ribuan dalam waktu 3 minggu.
Cara Menurunkan Alexa Rank
Ini yang saya lakukan:
1. Ganti Domain
Seperti kita tahu, Top Level Domain (TLD) memiliki banyak manfaat bagi Anda yang serius di dunia blogger. Jadi jika Anda sedang mempertimbangkan untuk ganti TLD, saya sarankan ganti domain terlebih dahulu sebelum diet Alexa.
Apakah ini berpengaruh? Oh jelas. Ketika Anda klaim blog di Alexa, ranking yang tertera adalah ranking blog sebelum Anda ganti domain. Jika Anda menggantinya, itu artinya Anda harus klaim ulang karena penghitungan tidak dilakukan secara otomatis.
Jika Anda klaim ulang, ranking Alexa tidak akan muncul saat itu juga. Dibutuhkan waktu beberapa lama sampai blog Anda terdeteksi kembali. Pahitnya sih 3 bulan. Tapi, sesuai saran yang diberikan oleh Jeung Shinta Ries, domain TLD saya bisa terindeks kembali dalam waktu beberapa hari.
Sialnya, ranking setelah klaim ulang bukanlah ranking semula, melainkan ranking yang jauh lebih besar. Jadi, terbayang kan bagaimana sakitnya kalau setelah diet mati-matian sampai ratusan ribu lalu ranking Anda kembali terlempar ke angka jutaan saat Anda ganti domain?
2. Ganti Template
Jika Anda berniat mengganti template dalam waktu dekat, sebaiknya ganti terlebih dahulu sebelum melakukan diet ketat. Konon, ganti template blog juga berpengaruh. Alexa melakukan penghitungan dengan indikasi yang rumit, lebih rumit daripada how to balikan ke mantan.
Jadi begini, sebelum ganti domain dan ganti template, ranking blog saya sekitar 13 juta. Setelah ganti template, terlempar ke angka yang lebih nista: 17 juta.
3. Satu Akun G+
Siapa di sini yang punya Gmail lebih dari satu? Menggunakan akun Gmail untuk akun yang berbeda akan menyebabkan lahirnya (((lahirnya))) beberapa akun G+.
Nah, adanya beberapa akun G+ akan membuat para penggemar Anda bingung. Jadi Anda harus menentukan pilihan, yang mana yang akan digunakan. Saya sendiri terpaksa mengorbankan akun G+ yang follower-nya sudah lumayan lalu memulai kembali dengan akun yang baru sebab akun baru inilah yang lebih sering saya gunakan.
Tidak apa-apa, jangan bersedih. Toh hidup memang perkara memilih dan mengorbankan.
4. Update Blog Secara Berkala
Nah, setelah Anda ganti template dan domain, mulailah melakukan diet ketat dengan memperhatikan pola makan dan asupan gizi yang tepat serta rajin berolah raga.
Saya tidak menyarankan Anda membuat program “One Day One Post” karena selain menguras tenaga, juga akan membuat pembaca bosan jika topik yang Anda bahas tidak begitu menarik. Menurut saran yang diberikan kepada saya, update blog cukup seminggu 3 kali dengan kuantitas postingan 1000 kata. Nah lho, 1000 kata. Udah ngalah-ngalahin cerpen ini mah. Yang sabar ya, jadi blogger kekinian memang dibutuhkan ketabahan, kok. *pukpukpuk
Saya sendiri membuat postingan nyaris setiap hari. Minimal dua hari sekali. Rajin? Bukan, sedang mengejar deadline lomba aja, sih.
5. Buat Konten Berkualitas
Saya yakin poin yang ini selalu dikatakan oleh para mentor. Ya memang, ini harga mati. Sebab konten yang baik akan bertemu dengan takdirnya yang paling baik.
6. Naikkan Trafik
Trafik adalah salah satu faktor yang memengaruhi penghitungan Alexa. Saya juga yakin bahwa poin ini sudah pernah dibahas oleh para pakar di bidangnya, jadi pembahasan saya hanya akan berdasarkan pengalaman.
Untuk menaikkan trafik ke blog, saya melakukan tiga cara:
Pikat pembaca baru
- Kita tidak bisa menafikan bahwa keyword dan judul yang ramah SEO akan terindeks oleh Google. Sebelum membuat postingan, biasanya saya mencari keyword di Google AdWords lalu sealamiah mungkin memasukkan keyword itu ke dalam postingan.
- Tidak, tidak semua artikel yang saya buat “dioptimasi”, toh pembaca saya manusia, bukan Googlebot.
- Judul juga berpengaruh meski saya tidak menyarankan untuk membuat judul-judul membosankan seperti postingan ini. Tapi, sekali lagi, judul yang ramah SEO lebih disarankan.
Pikat pembaca lama
- Maksudnya begini, setiap blogger saya kira memiliki basis massanya masing-masing. Para pembaca setia yang jika Anda posting apa saja mereka pasti membaca. Jika Anda sudah memiliki basis massa tersendiri, usahakan agar basis massa itu bertahan bahkan bertambah. Bagaimana caranya? Kembali lagi, buat konten yang berkualitas.
- Mempertahankan *engagement. *Meskipun para pembaca setia atau para penggemar rahasia sudah pasti akan datang ketika kita membuat postingan baru, tapi itu bukan berarti mereka tidak akan bosan. Cara yang saya lakukan adalah dengan membuat postingan dengan tema yang beragam.
Blog walking
- Banyak teman banyak rezeki, banyak blog walking banyak job #eh. Dulu, sebelum ikut Fun Blogging, saya adalah blogger yang senang berkontemplasi dalam kesunyian. Blogger yang menulis postingan untuk sekadar curhat atau agar blog saya tidak di-banned oleh Google karena disangka kuburan. Nyaris tidak pernah mampir ke blog orang lain, apalagi berkomentar.
Anda juga bisa melihat postingan-postingan saya sebelum bulan September 2015. Ada berapa banyak komentar? Satu dua, itu pun tidak pernah saya balas. Sekarang sudah agak ramai sampai-sampai saya kewalahan menangani serbuan fans (yang ini Anda boleh tidak percaya). - Biasanya, kalau deadline lomba sedang luang atau pekerjaan layout sudah kelar, saya selalu menyempatkan diri untuk BW. Silaturahmi dan komen-komen asyik lah. Apalagi kalau tulisan di blog orang lain itu bermanfaat, selain menambah ilmu juga bisa menambah teman. Syukur-syukur kalau dapat jodoh.
7. Share-able & Follow-able
Coba bayangkan jika pembaca Anda merasa bahwa postingan Anda bermanfaat, mereka ingin membagikan itu kepada teman-teman di media sosial mereka, tapi ternyata postingan atau blog Anda tidak memiliki tombol “share”. Apa yang akan mereka lakukan? Copas link secara manual? I don’t think so. Kalau jadi saya, niat untuk membagikan akan hilang begitu saja.
“Content is king, but distribution is queen and she wears the pants.”
- Jonathan Perelman
Dalam rangka diet ranking Alexa, setiap postingan selalu saya bagikan ke media sosial, juga menyediakan tombol berbagi. Ini sangat membantu trafik karena basis massa saya bukan di blogger, tapi di Facebook.
Untuk mengoptimasi media sosial, Anda tak harus membagikan link secara membabi buta karena akan dikira spam lalu di-deindex oleh Google. Anda juga tidak harus tagging 100 orang teman setiap kali membagikan postingan karena itu mengesalkan. Cukup bagikan postingan dengan elegan.
Ini yang saya lakukan setiap kali membagikan postingan ke media sosial:
-
Setiap kali Anda membagikan postingan ke media sosial, Anda selalu membuat kata-kata pengantar, bukan? Nah, itu namanya teaser. Saya juga baru tahu istilah ini dari Mbak Haya Aliya Zaki.
Teaser ini ibarat kalimat iklan yang akan memikat calon pembaca Anda. Saya sendiri membuat 3 teaser yang berbeda untuk 1 postingan, disesuaikan dengan ke mana saya membagikan postingan itu.
Kalau di timeline Facebook pribadi, biasanya lebih provokatif, cenderung sangar dan liar *halah. Kalau di grup, agak-agak sopan dan persuasif karena jaga imej. Di G+ biasanya hanya menggunakan hastag. -
Di Twitter, dengan keterbatasan karakter, biasanya hanya judul, link, dan thumbnail. Apakah teaser yang menarik akan mendongkrak trafik secara langsung? Bisa iya, bisa juga tidak. Begini, mengingat minat baca masyarakat Indonesia yang begitu mengenaskan, jangankan membaca blogpost, membaca buku saja yang jelas-jelas bermanfaat sulit, kok. Nasib paling baik yang bisa Anda terima paling-paling link Anda di-like tanpa dibaca. Kalaupun dibaca, memakai metode skimming 3 detik lalu pergi.
-
Thumbnail Foto atau memiliki fungsi yang sama: memikat pembaca. Itu sebabnya kenapa setiap postingan saya selalu memiliki paling sedikit 1 memiliki fungsi yang sama: memikat pembaca. Itu sebabnya kenapa setiap postingan saya selalu memiliki paling sedikit 1 gambar agar ketika dibagikan akan tampil sebagai thumbnail.
Saya melakukan 7 cara di atas selama 3 minggu. Hasilnya, 587,847 global rank dan 4,902 di Indonesia dari 17 juta. Mungkin bagi orang lain bukan prestasi gemilang, tapi bagi saya yang mulai serius ngeblog sejak awal September 2015, ini adalah sebuah kemajuan pesat.
Oh ya, 1 tip lagi, tolong jangan percaya mitos-mitos seputar Alexa rank. Percayalah saja kepada Tuhan.(eL)
Langit Amaravati
Web developer, graphic designer, techno blogger.
Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.