18 November 2015

How to "Jual Diri" di Internet

Blogging
Konten marketing untuk bloger
Foto: Image by George Milton - Pexels

Artikel ini bagian dari seri: How to 'Jual Diri' di Internet

“Kulit wajah kamu berminyak, berjerawat, dan muncul flek-flek hitam? Pakai produk A, deh. Bagus lho, bla bla bla.”

“Kulit wajah kamu kenapa, kok jadi banyak jerawat begitu? Eh tahu, nggak? Aku pernah lho mengalami masalah seperti kamu, bahkan lebih parah. Sekarang sih nggak lagi, untung ketemu produk yang bagus. Coba lihat dong wajah aku sekarang. Bersih, dan nggak ada bekas-bekas jerawat gini, kan?”

Jika Anda menjadi calon konsumen, kira-kira Anda akan membeli produk yang disarankan oleh orang pertama atau orang kedua? Jika jadi saya, saya akan lebih tertarik kepada penawaran dari orang kedua. Kenapa? Karena orang pertama hanya fokus kepada produk, sedangkan orang kedua fokus kepada manfaatnya.

Orang pertama fokus kepada keistimewaan produk, orang kedua fokus kepada apa yang saya butuhkan dan apa yang saya inginkan. Orang pertama fokus kepada penjualan, orang kedua lebih fokus kepada bagaimana memecahkan masalah yang dialami oleh saya. Orang pertama memakai cara “I tell you what”, orang kedua memakai cara yang lebih persuasif.

Ini yang namanya strategi marketing.

Itu kalau direct marketing, lalu bagaimana strategi marketing paling baik untuk sebuah konten blog? Sebelum kita sampai ke sana, saya ingin mengutip pengertian marketing dari Marketing Magazine, sebuah majalah bisnis di Kanada.

“Marketing adalah tentang mengkomunikasikan nilai-nilai sebuah produk, jasa, atau brand kepada pelanggan atau konsumen dengan tujuan untuk mempromosikan atau menjual produk, jasa, dan brand tersebut. Pengertian paling tua - juga yang paling sederhana - adalah “word of mouth” (WOM), ketika pelanggan dan konsumen menyampaikan pengalaman mereka atas sebuah produk, jasa, dan brand kepada orang lain. Komunikasi ini, tentu saja, bisa saja berupa testimoni positif atau negatif.”


Bloger dan Konten Marketing

Bloger dan konten marketing

Seiring dengan perkembangan teknologi, media marketing tidak lagi hanya berpusar di iklan televisi, radio, reklame, atau media cetak, melainkan juga merambah ke dunia Internet: digital marketing. Konten marketing adalah bagian dari digital marketing itu sendiri.

Jika Anda ingin membeli sebuah produk, katakanlah laptop yang cocok untuk bloger , bagaimana cara Anda memutuskan akan membeli laptop yang mana? Atau ke mana Anda akan mencari informasi dan referensi? Mungkin yang pertama kali Anda lakukan adalah membaca brosur, website, atau datang ke tokonya langsung.

Tapi apakah itu akan membantu Anda memutuskan? Saya kira tidak terlalu.

Anda akan tetap bertanya kepada teman atau saudara tentang pengalaman mereka dan meminta referensi. Anda yang netizen akan mencari referensi lain yang bertebaran di belantara Internet. Ke website brand? Tidak, saya kira juga tidak. Anda akan mencari berbagai blog post yang bercerita tentang pengalaman mereka menggunakan laptop. Di sinilah fungsi sebuah blog post berisi konten marketing: membantu calon konsumen untuk memutuskan.

Itu sebabnya mengapa banyak brand bekerja sama dengan para bloger untuk mengulas atau menulis tentang produk mereka. Itu pula mengapa blog juga bisa digunakan untuk monetisasi blog atau mendapatkan uang .

Lalu bagaimana sih sebuah konten marketing yang baik? Sebagai seorang pelanggan juga blogger, ada beberapa poin yang ingin saya ulas. Tapi karena pembahasannya cukup panjang, saya membaginya ke dalam dua artikel.


Kemasan atau Tampilan Blog

Tampilan blog

Kemasan berhubungan dengan bagaimana artikel berisi konten marketing itu disajikan. Tidak, Anda tidak harus membuat iklan dengan grafis cetar seperti yang terpampang di papan reklame, brand sudah menyewa para profesional untuk itu. Tapi, karena konten marketing ini disajikan melalui blog yang notabene dibaca di layar dan disajikan di internet, ada hal-hal yang juga harus kita perhatikan.

1. Tampilan Blog Secara Keseluruhan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk visual. Otak manusia sendiri lebih mudah memproses informasi yang disajikan menarik secara manual. Begitu juga dengan tampilan blog. Sebuah konten marketing, sepenting apa pun isinya, akan berisiko ditinggalkan pembaca jika tampilannya tidak menyenangkan.

Anda tidak perlu blog dengan layout cetar membahana dan penuh efek gogorolongan, Anda hanya perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  • Template standar. Desain web selalu mengalami perkembangan, Anda adalah seorang blogger kekinian. Tugas Anda, tugas kita, adalah merespons perkembangan, bukan tertinggal di belakang.
  • Tidak user friendly. Sebuah web atau blog dikatakan baik jika memiliki navigasi yang memudahkan pembaca. Saya sendiri memakai prinsip kearsipan: mudah menyimpan dan mudah menemukan kembali.
  • Tidak responsif. Sebagian besar pembaca mengakses blog dari smartphone, sebuah kerugian besar jika blog Anda tidak responsif. Apakah ini berpengaruh? Oh jelas. Tampilan blog yang tidak responsif tidak memiliki navigasi yang mudah digunakan di smarthphone.
  • Huruf. Ukuran, warna, dan jenis. Tolong hindari huruf yang terlalu kecil atau terlalu besar karena akan menghambat readability. Hindari juga jenis huruf script untuk konten blog. Ini blog post, bukan buku pelajaran tegak bersambung. Gunakan huruf berwarna hitam atau gradasi abu-abu tua dengan latar putih. Simpan obsesi Anda terhadap huruf berwarna-warni dan berpendar-pendar untuk hal lain, jangan diterapkan pada blog post.
  • Banyak jebakan. Saya mengerti jika Anda sedang me-monetize blog melalui Google Adsense, tapi itu bukan berarti ada banyak iklan pop up atau iklan yang diletakkan di tengah-tengah halaman atau tempat mana pun yang memiliki kans terklik secara tidak sengaja.

2. Ilustrasi

Sebuah blog post yang memiliki image akan memiliki kans lebih besar untuk menarik pembaca dan diindeks oleh Google. Untuk sebuah konten marketing, image akan berfungsi menarik calon pembeli.

Anda bisa menggunakan foto, infografis, atau ilustrasi lain yang mendukung konten Anda. Untuk foto, saya sarankan hindari menggunakan watermark besar-besar, apalagi dengan warna yang mencolok. Iya, watermark besar dan berwarna-warni akan menghindari risiko pencurian foto, itu karena foto Anda terlihat mengerikan. Kalau Anda khawatir mahakarya foto Anda dicuri, gunakan software khusus watermark atau pasang fitur anti klik kanan.

3. Teknik Penulisan

Saya pernah membaca blog salah satu brand. Isinya adalah artikel-artikel yang berkaitan dengan produk brand tersebut. Sebetulnya, artikel-artikel itu bermanfaat, tapi sayangnya banyak sekali kesalahan teknis dalam penulisan. Salah ejaan, tanda baca yang tidak tepat serta berlebihan, dan typo.

Bagi pembaca awam (baca: orang yang tidak mengerti EYD) barangkali itu tidak masalah, tapi tetap saja hal ini akan berpengaruh kepada kredibilitas brand itu sendiri. IMHO, kurang selektif memilih content writer adalah salah satu kegagalan strategi marketing.

Jangan Mau Jadi Blogger Karbitan
BACA JUGA

Jangan Mau Jadi Blogger Karbitan

Bukan sekali dua kali ada blogger baru yang curhat ke Mamah Dedeh, eh, ke saya soal monetisasi blog. Konon, banyak blogger senior yang memberikan …

Baca Selengkapnya

4. Share-able

Lengkapi blog dengan tombol share agar mudah dibagikan ke media sosial atau aplikasi pesan.


Sekian ngobrol-ngobrol kita kali ini. Sampai jumpa di artikel bagian kedua. (eL)

S H A R E:

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.

Komentar