Seseorang pernah bertanya, bagaimana caranya agar blog post kita ada di peringkat pertama hasil pencarian?
Untuk menjawab itu, saya bisa saja memberikan tips-tips ngeblog dari A sampai Z. Tapi saya tidak melakukannya sebab meskipun peringkat penting, ada hal yang jauh lebih penting. Hal-hal penting yang sering kali kita lupa.
Ada dua miliar website dan blog di luar sana. Sebagian besar di antaranya berkompetisi, berlomba-lomba untuk berada di peringkat pertama. Tak ada yang salah dengan itu karena di abad internet, angka trafik dan peringkat bisa dikonversi menjadi materi.
“Follow the money”, kata orang-orang, dan follow the money pula yang kita lakukan.
Tapi tidakkah Anda lelah?
Maka Menulislah untuk Tiga Orang
Mungkin Anda akan tertawa atau mengatai saya bermuka dua. Bloger tekno yang sehari-hari membahas SEO, mengajari tentang cara mencari uang di sosial media lah, struktur konten lah, cara memilih theme yang SEO friendly lah, lalu tiba-tiba mengajak untuk berhenti dan mengabaikan mesin pencari?
Hmmm … tidak juga, dari dulu sampai sekarang sikap saya sama: bahwa search engine bukanlah segalanya .
Pertama: Menulislah untuk Dirimu Sendiri
Kapan terakhir kali Anda menulis untuk diri sendiri ?
Kapan terakhir kali Anda menulis bukan karena siapa-siapa? Kapan terakhir kali Anda menulis karena memang benar-benar ingin melakukannya? Sekadar melepaskan pemikiran dan perasaan. Kapan terakhir kali Anda menulis tanpa motivasi ingin menang lomba blog atau sejenisnya? Kapan terakhir kali Anda menulis untuk membahagiakan diri Anda sendiri?
Kapan?
Maka menulislah UNTUK DIRIMU SENDIRI.
Menulislah karena ini memang sesuatu yang Anda cintai. Ada yang membacanya atau tidak, jadi peringkat pertama di hasil pencarian atau tidak, itu urusan nanti.
Kedua: Menulislah untuk Orang Lain
Menulislah untuk orang lain. Kalau perlu, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan peradaban umat manusia. Atau setidaknya, orang-orang senang membacanya. Bermanfaat atau tidak, terserah mereka.
Namun, menulis artikel yang bermanfaat juga perlu disikapi dengan hati-hati. Jangan sampai tulisan kita menjadi sekadar people pleasure. Jangan sampai kita hanya berfokus pada orang lain tetapi tak peduli dengan diri kita sendiri.
Maksud saya begini, misalnya ada bloger yang lebih suka menulis dan bercerita tentang keseharian, tentang keluarga, dan hal-hal “sederhana”. Tetapi, karena “ingin bermanfaat”, si bloger mulai membuat tips dan tutorial parenting yang sebetulnya tidak dia sukai dan tidak kuasai. Bisa ditebak, selain hasilnya tidak maksimal, si bloger sendiri pun merasa tertekan.
Apanya yang bermanfaat kalau begitu?
“Teteh sendiri kerap membuat tutorial dan how to di blog ini, apakah merasa tertekan?”
Tidak, saya memang orang yang sok tahu dan senang menggurui orang lain meski tanpa diminta. Yah, seperti artikel ini lah.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa setiap tulisan akan bertemu dengan pembaca yang tepat, di waktu yang tepat. Jadi, tak perlu khawatir, tulislah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan sekiranya Anda sukai.
Ketiga: Menulislah untuk Search Engine
Bagi bloger yang menjadikan blog sebagai sumber penghasilan , hal ini memang tidak bisa ditawar-tawar. Tentu saja kita perlu tahu hal-hal fundamental terkait SEO untuk bloger .
Namun, dari 200 lebih ranking factors yang dimiliki Google, ada 1 yang paling utama dan tidak mereka sebutkan: KEIKHLASAN.
Hal ini sudah lama beredar di kalangan bloger, kerap dianggap mitos padahal sebetulnya tidak. Keikhlasan adalah sebuah algoritma yang valid.
Anda tahu artikel macam apa yang menduduki peringkat pertama di blog ini? Cara daftar IndiHome. Bertahan di page one selama lebih dari 3 tahun, bahkan mengalahkan official website-nya sendiri. Artikel ini menjadi penyumbang trafik organik terbanyak dalam sejarah ngeblog saya .
Ketika menulis itu di sebuah kafe sambil menunggu hujan reda, tujuan saya tak lain dan tak bukan adalah MENCERITAKAN PENGALAMAN. Terutama pengalaman konyol saat saya salah masuk, bukan ke Telkom Plasa, saya malah masuk ke Kantor Pos. Tidak kurang, tidak lebih.
“Apakah riset kata kunci dan segala macam?”
Tentu saja tidak.
Artikel kedua yang juga ada di page one bahkan jadi featured snippet dibuat dengan tujuan apa coba? Saat itu, banyak bloger yang membeli template Blogspot dari saya punya puluhan bahkan ratusan label di blognya. Kalau tak salah ingat, ada juga yang sampai seribu.
Kenapa itu terjadi? Sederhana, karena mereka belum tahu.
Nah, saya tidak mungkin mengajari teman-teman bloger satu per satu. Maka untuk membantu mereka, saya buatlah artikel “Cara Mengkategorikan Postingan Berdasarkan Label di Blogspot ”.
Hal yang sama juga terjadi pada beberapa artikel lainnya. Artikel yang ada di halaman pertama hasil pencarian justru artikel yang ditulis tanpa tendensi apa-apa. Saya menulis itu karena saya menyukainya dan berharap orang lain akan terbantu dengan tulisan saya. That’s it.
Tetapi apakah benar “algoritma keikhlasan” ini valid?
Google dalam Google Search Console Help menyebutkan, “If your pages contain useful information, their content will attract many visitors and entice webmasters to link to your site. In creating a helpful, information-rich site, write pages that clearly and accurately describe your topic.”
“Apakah itu artinya kita harus mengabaikan mesin pencari sama sekali?”
Tidak, tentu saja tidak.
Kesimpulannya, menulis untuk search engine hanya berkaitan dengan perkara-perkara teknis, hanya panduan, dan kita tak perlu terus fokus ke situ. Pada akhirnya, ngeblog akan selalu bermuara pada poin pertama dan kedua. Dengan kata lain, kualitas konten, fokus pada pembaca, dan —yang paling utama— membuat si penulisnya sendiri bahagia.
Di tengah jagad per-bloger-an yang mengagung-agungkan trafik dan menjadi hamba mesin pencari, artikel ini memang tidak akan mengubah apa-apa. Tetapi setidaknya, ada diskursus lain yang mudah-mudahan saja menawarkan perspektif baru.
Sekarang saya ingin bertanya, selama ini Anda menulis untuk siapa? (eL)
Langit Amaravati
Web developer, graphic designer, techno blogger.
Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.