13 February 2021

Tip Membuat Desain Portofolio

Design Freelancer
Tips membuat desain portfolio
Foto: Image by Langit Amaravati

Bagi sebagian besar profesi, portofolio amatlah penting. Saking pentingnya, desain portofolio menjadi gerbang pertama yang akan menentukan karier kita di masa depan. Di dalam portofolio kita bisa “pamer” pendidikan, keahlian, pengalaman kerja, dan -tentu saja- karya.

Portofolio adalah sekumpulan contoh karya atau dokumentasi karya kita. Bagi seorang profesional, portofolio adalah media paling tepat untuk “unjuk gigi” skill yang kita miliki.

Untuk para pencari kerja, portofolio yang didesain dengan baik akan memperbesar peluang agar mendapatkan pekerjaan idaman. Begitu juga bagi para freelancer , portofolio bisa digunakan untuk mencari klien.

Lalu, bagaimana, sih, cara membuat porfolio agar bagus dan menarik? Yuk, kita ngobrol-ngobrol tentang itu.


Profesi yang Memerlukan Portofolio

Tentu tidak semua profesi memerlukan portofolio, banyak profesi yang hanya perlu CV atau resume. Berikut beberapa profesi yang memerlukan portofolio:

  1. Penulis (termasuk blogger, content writer, dan copywriter)
  2. Desainer grafis
  3. UX/UI designer
  4. Desainer interior
  5. Programmer/developer
  6. Model
  7. Arsitek
  8. Ilustrator
  9. Aktor
  10. Fotografer
  11. MUA
  12. Fashion designer
  13. Editor

Sebagai catatan, beberapa profesi di atas ada juga yang saling berarsiran. Misalnya, ada ilustrator yang juga desainer grafis. Ada editor yang juga content writer, dan sebagainya. Anda bisa mempertimbangkan untuk menyatukan dalam satu portofolio atau membuatnya terpisah.


Konten Portolio

Apa saja, sih, yang perlu ada di dalam porotfolio?

1. Resume atau CV

CV disatukan dalam portofolio, diletakkan di halaman awal. Ada beberapa poin yang perlu dicantumkan dalam CV:

  • Kontak
    Domisili (nama kota dan provinsi saja, tidak perlu alamat lengkap), alamat surel, nomor telepon.
  • Website
    Website atau blog pribadi bisa jadi mandatory (wajib) dicantumkan, tergantung profesi dan pekerjaan yang akan dilamar.
  • Sosial media (opsional)
    Tidak perlu mencantumkan semua akun media sosial. Mari saya berikan contoh profesi dan akun medsos mana saja yang perlu dicantumkan:
    - Blogger: LinkedIn, IG, Twitter, Facebook, Youtube.
    - Graphic designer: LinkedIn, IG (jika kontennya relevan), Behance/Dribbble.
    - Developer: LinkedIn, Behance/Dribbble, Github.
  • Pendidikan
    Hanya sebutkan pendidikan tertinggi, tidak perlu dari SD-universitas. Jika Anda pascasarjana, bisa disebutkan S1 dan S2-nya.
  • Pengalaman kerja
    Untuk pengalaman kerja, hanya sebutkan yang memang relevan. Misal, jika membuat portofolio sebagai desainer grafis, maka pengalaman kerja sebagai admin tidak perlu disebutkan. Untuk freshgraduate, bisa mencantumkan pengalaman magang atau freelance yang -sekali lagi- relevan.

2. Hasil Karya

Hasil karya adalah konten utama, itu akan kita bahas di bab berikutnya.

3. Studi Kasus

Pertimbangkan untuk mencantumkan satu atau dua studi kasus. Ini akan memberi gambaran lengkap kepada perusahaan atau calon klien tentang bagaimana proses Anda berkarya dan cara Anda memecahkan masalah.

4. Sertifikat dan Penghargaan

Sertifikat pelatihan, kursus, atau dokumen lain yang mendukung kompetensi Anda. Hanya cantumkan yang sesuai. Misalnya, jika profesi Anda content writer, sertifikat pelatihan memasak tentu tidak perlu dimasukkan. Jika Anda punya penghargaan di bidang yang Anda geluti, bisa juga disertakan.

Permisi … mau pamer sertipikat, eh, sertifikat juga. :D

Sertifikat BWA

Bagaimana dengan ijazah? Setahu saya, di Indonesia ijazah dan transkrip nilai tidak lazim disertakan dalam portofolio karena biasanya dilampirkan secara terpisah.

5. Ratecard (opsional)

Untuk profesi tertentu, misalnya blogger, portofolio bisa juga dilengkapi dengan ratecard. Di dalam ratecard, Anda bisa mencantumkan daftar harga atas jasa yang Anda berikan. Untuk profesi lain, tergantung portofolionya akan digunakan untuk apa. Jika misalnya untuk melamar kerja, tentu tidak perlu ratecard.

Ratecard Bukan Perkara Nominal, Kawan!
BACA JUGA

Ratecard Bukan Perkara Nominal, Kawan!

Bekerjalah seperti seorang amatir, tapi kirimkan invoice seperti seorang profesional. Prinsip inilah yang selama ini saya pegang dalam menyikapi …

Baca Selengkapnya

Tips Membuat Desain Porftolio

Sebelum mendesain portofolio, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar portofolio atau resume Anda standout from the crowd.

1. Pilih Karya Terbaik

Meski kita punya segudang pengalaman kerja dan karya, bukan berarti kita bisa memasukkan segalanya. Maka pilihlah karya-karya terbaik. Jumlahnya tidak pasti, bervariasi antara 10-20 contoh karya.

Tip:
  • Hasil karya yang paling merepresentasikan keahlian Anda.
  • Kerja sama dengan klien penting.
  • Mencakup berbagai keahlian yang Anda miliki. Misal, untuk fotografer bisa mencantumkan karya berupa landscape photography, wedding, portrait photography.

2. Format Portofolio

Ada beberapa format portofolio yang bisa dibuat. Tergantung jenis profesi, pilihlah format yang paling sesuai. Anda juga bisa membuat beberapa format sekaligus agar bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

  • Cetak
    Bentuknya hampir mirip dengan katalog atau brosur.
  • PDF
    Supaya Anda bisa mengirimkan portofolio via e-mail.
  • Presentasi
    Dalam format Power Point atau Google Slide. Biasa digunakan untuk keperluan presentasi atau saat meeting dengan calon klien.
  • Website
    Website bisa wajib bisa juga tidak, tergantung profesinya. Cara membuat web portofolio yang lebih detail, nanti kita bahas di artikel yang berbeda.

Simulasi kebutuhan format portofolio:

Profesi Cetak PDF Website
Penulis
Desainer (grafis, interior, fashion
Programmer - -
UX/UI designer -
Fotografer
Ilustrator
Model

3. Jumlah Halaman

Sebetulnya tidak ada patokan pasti berapa jumlah halaman untuk portofolio cetak dan PDF. Tapi jika mengacu pada prinsip “ringkas padat dan jelas”, 35 halaman bisa dijadikan batas maksimal.

4. Menarik Secara Visual

Salah satu tujuan membuat portolio adalah untuk melamar kerja atau mendapatkan klien, bukan? Agar menarik perhatian, sebuah portofolio tentu harus menarik juga secara visual karena seperti kata pepatah, dari mata turun ke hati. *ehem

Menarik secara visual artinya didesain dengan baik. Harap diingat bahwa desain adalah media komunikasi, so jangan sampai desain justru mendistraksi konten utama portofolio itu sendiri.

Contoh desain portfolio
Contoh desain portofolio
Contoh desain portofolio
Tip:
  • Pilih desain yang simpel, tidak terlalu ramai. Simpel tidak selalu harus hitam putih, btw.
  • Konsisten dalam penggunaan warna/tema.
  • Gunakan maksimal 2 jenis huruf. Demi readability (keterbacaan), hindari huruf script atau dekoratif untuk body text. Paling aman, sih, paduan antara serif-sans serif atau sans serif-san serif.
  • Hindari menambahkan elemen-elemen yang tidak perlu.

5. Update

Selalu perbaharui portfolio, minimal setiap tahun. Itu karena keahlian dan karya kita pun mengalami progres. Misalnya, ada kursus baru yang kita ikuti, ada keahlian baru yang kita miliki. Atau bisa jadi karena ada perubahan data seperti alamat surel atau nomor telepon. Bisa juga karena desain portfolio terdahulu sudah “jadul” sehingga desainnya perlu di-update agar lebih menarik.

6. Buat Beberapa Jenis

Ini hanya preferensi saya pribadi. Karena punya beberapa profesi sekaligus yang ketiganya membutuhkan portofolio, saya membuat 4 portofolio berbeda. Satu untuk blogger, satu untuk desainer, satu untuk web developer, dan satu yang mencakup semuanya.


Menggunakan Jasa Desainer

“Tapi, Teh. Saya tidak punya keahlian desain. Gimana, dong?”

Nah, itu dia. Saya mengerti bahwa membuat desain portofolio memang gampang-gampang susah. Itu sebabnya kami-kami para desainer grafis ini ada. :D

Jika Anda kesulitan dan memerlukan bantuan untuk membuat portofolio atau sekalian CV, bisa banget, lho, menggunakan jasa desainer grafis. Agar Anda tidak usah kukurilingan mencari desainer, ada satu plarform yang saya rekomendasikan: Fastwork.

Fastwork adalah platform freelance profesional, banyak sekali freelancer dari berbagai bidang yang bisa Anda temui di sana, salah satunya para desainer grafis. Barangkali, di sana juga Anda bisa bertemu dengan saya. *ehem

Anda hanya perlu ke https://fastwork.id/portfolio-resume dan akan diantar ke laman jasa desain. Silakan pilih yang paling sesuai:

Fastwork Fastwork

Keuntungan Menggunakan Fastwork

Selain menghemat waktu dan tenaga, ada beberapa benefit menggunakan jasa desain di Fastwork:

  • Dikerjakan oleh desainer yang memang kompeten di bidangnya.
  • Tersedia banyak sekali pilihan desain yang bisa disesuaikan dengan jenis profesi Anda.
  • Waktu pengerjaan cepat. Dalam waktu 1-3 hari portofolio Anda bisa selesai.
  • Harga desain relatif terjangkau.
  • Bisa revisi.
  • Mendapatkan file siap pakai dan file mentahan yang bisa Anda edit kembali. Oh, jangan khawatir, file mentahannya bisa berupa Word atau PPT, kok. Ada juga PSD, AI, dan CDR.
  • Tersedia paket lengkap. So, Anda juga bisa sekaligus membuat CV, cover letter, atau

Sekian ngobrol-ngobrol kita tentang desain portofolio. Semoga bermanfaat. :)

Salam,
~eL

S H A R E:

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.

Komentar