14 September 2022

Review Potentate Kraft Paper, Sketchbook Paling Bersejarah

Drawing
Review Potentate Kraft Paper

Potentate Kraft Paper adalah salah satu buku sketsa favorit saya. Bukan hanya karena kualitasnya, tetapi juga karena menjadi saksi sejarah ketika saya mulai belajar menggambar dulu. Buku sketsa ini pulalah yang saya gunakan menggambar sehari-hari, menemani saya jika bepergian, tak jarang dijadikan catatan belanja atau sekadar corat-coret ide.

Terbuat dari kertas kraft atau kraft paper sehingga warna kertasnya tidak putih, melainkan cokelat muda. Buku sketsa kraft paper sering juga disebut toned paper sketchbook.

Note: artikel ini berisi link afiliasi. Meskipun begitu, ulasan dan penilaian tetap objektif, juga berdasarkan pengalaman saya ketika menggunakan produk.

Review Potentate Kraft Paper Book

Review Potentate Kraft Book
  • Harga: 52 ribu
  • Ukuran: 14.2×21 cm (A5)
  • Gramatur: 100 gsm
  • Isi: 120 lembar (240 halaman)
  • Binding: jahit
  • Kover: soft cover

Saya menggunakan sketchbook ini sejak Oktober 2000. Sering digunakan untuk latihan dan eksplorasi teknik.

Ada beberapa poin yang ingin saya ulas tentang buku sketsa Potentate.

1. Kertas

Berwarna cokelat muda dengan dengan tekstur halus. Warna kertasnya sedikit lebih tua dari XL Canson Kraft, tetapi masih lebih muda jika dibandingkan de Goya Kraft Paper Book.

Warna dan tekstur Potentate Kraft Paper
Warna dan tekstur Potentate Kraft Paper

Kraft paper/craft paper merupakan salah satu jenis kertas yang konsistensi warnanya sulit distandarkan. Itu sebabnya Anda akan mendapati warna kertas kraft yang berbeda antara satu merek dengan merek lainnya. Warna cokelatnya Potentate Kraft Paper berada di level CUKUP jika menurut saya. Tidak terlalu terang sehingga tetap stand out jika memakai light medium seperti white gel, juga tidak terlalu gelap sehingga drawing pen bahkan pensil warna pun tetap stand out.

Warna kertas Potentate Kraft Paper dibandingkan XL Canson dan de Goya
Warna kertas Potentate Kraft Paper dibandingkan XL Canson dan de Goya

Karena warnanya yang cokelat, secara psikologis memicu keberanian untuk menorehkan garis demi garis. Barangkali di alam bawah sadar, kita tidak terintimidasi meskipun membuat kesalahan, berbeda dengan saat menghadapi kertas putih mulus. Kalau tidak percaya, coba saja. 🙂

2. Tekstur

Teksturnya yang sangat halus memang tidak cocok untuk mendapatkan efek arsiran pensil, tetapi justru karena teksturnya yang halus itulah memungkinkan saya menggambar dengan berbagai teknik. Misalnya, eksplorasi hatching (arsir) dan membuat bermacam tekstur dengan drawing pen.

3. Binding

Salah satu keunggulan Potentate Kraft Book jika dibandingkan buku sketsa sejenis ada di jenis jilidnya. Exposed stitch bound membuat buku sketsa yang cukup tebal ini terjilid dengan kokoh, rapi, tidak mudah lepas/robek, tetapi tetap mudah dan nyaman digunakan. Bahkan bisa flatlay juga.

Sebagai book layouter a.k.a praktisi di bidang perbukuan, saya mengerti bahwa binding/jilid adalah elemen paling penting dari sebuah buku. Daaaannn … bisa dibilang jenis jilid ini adalah juara*.*

4. Media

Kraft paper cocok untuk dry medium (pensil, pastel, charcoal, dsj.) dan untuk untuk wet medium berbasis tinta seperti drawing pen dan pulpen. Sebagai eksplorasi, saya mencoba menggambar dengan berbagai media. Berikut hasilnya:

  • Drawing pen

Buagus banget. Seperti yang saya bahas di poin tekstur, saya bisa bereksplorasi dengan berbagai teknik arsir dan menggambar tekstur. Untuk feathering (tinta menggumpal/bleberan di ujung garis), sepenuhnya tergantung pada drawing pen yang kita gunakan dan cara kita menggambar. Tetapi yang jelas, tinta tidak tembus (ghosting).

  • Alcohol based marker

Di kertas kraft, saya jarang menggunakan alcohol based marker untuk mewarnai. Biasanya hanya untuk membuat shadow dan kontur. Tetapi, Anda bisa lihat bahwa intensitas warna alcohol based marker cukup cemerlang di atas Potentate Kraft Paper. Sayang, tembus ke belakang (ghosting). Hal ini bisa dimaklumi karena pertama, ini bukan marker pad. Kedua, gramaturnya hanya 100 gsm.

  • Water based marker

Tinta tidak tembus dan warnanya tidak ada masalah. Tetapi, satu layer saja akan membuat kertas terkelupas. Water-based blender? Oh, don’t you dare! Kertasnya langsung murudul. 😀

Saya tidak merekomendasikan water based marker di Potentate Kraft Paper.

  • Pensil warna dan krayon

Warnanya cukup bagus, tetapi tergantung merek pensil warna dan krayonnya. Di contoh ini saya menggunakan 2 merek pensil warna: apel menggunakan merek Deli, lemon menggunakan merek Faber Castell.

  • Cat air dan gouache

Asalkan tidak terlalu banyak air, kertas masih bisa digunakan untuk cat air dan gouache, tidak tembus atau melengkung. Sayang warnanya jadi kusam. Jadi, tidak direkomendasikan untuk media berbasis cat karena memang jenis kertas ini tidak dibuat untuk itu.

Gouache
Gouache

5. Gramatur

Dengan gramatur 100 gsm, bisa dibilang cukup standar untuk buku sketsa. Tidak terlalu tipis, juga tidak terlalu tebal. Untuk kertas sketchbook biasa (yang berwarna putih), sebetulnya saya lebih suka yang minimal 120 gsm. Tetapi karena ini kraft paper yang memiliki karakteristik kertas lebih kuat dan tidak mudah robek, saya kira 100 gsm tidak masalah.

6. Sampul

Sampul Potentate Kraft Paper

Tidak ada yang istimewa dari sampulnya. Hanya softcover dari bahan kraft paper 200 gsm. Cepat kotor dan ternoda, terutama jika meja kerja Anda seperti meja kerja saya. Sempat terpikir untuk memberinya sampul plastik, tapi kan ini buku sketsa, bukan buku catatan sekolah. *tepok jidat

7. Ukuran dan Tebal Buku

Tentang ukuran, A5 adalah ukuran favorit saya. Tidak terlalu besar sehingga tidak garibang (naon atuh bahasa Indonesiana?) dan mudah dibawa-bawa, juga tidak terlalu kecil. Untuk poin ukuran, saya kira sepenuhnya preferensi masing-masing.

Oh ya, ukuran yang tersedia memang hanya A5, jadi kita tidak punya banyak pilihan juga.

Dengan tebal 120 lembar/240 halaman, sebetulnya cukup intimidatif sampai kurang yakin apakah saya sanggup mengisi seluruh halamannya. Hahaha. Tetapi karena cukup tebal jika dibandingkan kraft paper sketchbook merek lain, saya kira poin tebal buku bisa dikategorikan sebagai poin plus.

8. Masking Tape

Kraft paper yang digunakan Potentate adalah jenis uncoated (tidak dilaminasi) sehingga poin masking tape rasanya kurang adil. Namun, karena saya menemukan beberapa kraft paper sketchbook yang bisa digunakan untuk masking tape, poin ini tetap saya masukkan.

Bila Anda seperti saya yang kerap menggunakan masking/washi tape untuk membatasi tepi kertas ketika menggambar, sayangnya Potentate tidak ramah masking tape. Kertas akan terkelupas ketika masking tape dilepas, sepelan apa pun kita melepasnya.

Masking tape

Pros and Cons

Ada kelebihan, tentu ada kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya:

Pros

  • Harga terjangkau.
  • Kualitas kertas bagus.
  • Ukuran pas.
  • Bisa digunakan untuk berbagai dry medium.
  • Cocok juga untuk wet medium berbasis tinta seperti drawing pen, ink, gel, dan alcohol-based marker.
  • Jumlah halaman buanyak.
  • Acid free.

Cons

  • Tidak bisa digunakan menggunakan masking tape atau washi tape.
  • Sampul biasa aja dan mudah kotor.
  • Tidak direkomendasikan untuk water-based marker.
  • Tidak ada pilihan ukuran lain.
Note: Agar adil, karena ini bukan watercolor paper, media cat seperti watercolor, gouache, dan akrilik tidak saya masukkan ke dalam poin pros and cons. Detail media di subbab sebelumnya hanyalah untuk eksplorasi.

Kesimpulan

Jujur, memang tidak mudah mencari sketchbook berbahan kraft paper yang berkualitas tetapi tetap ramah di kantong. Pun, buku sketsa kraft paper murah meriah buatan lokal kebanyakan menggunakan kertas samson. FYI, kertas samson tidak terlalu bagus untuk menggambar.

Overall, saya senang menemukan Potentate Kraft Paper Book. Dengan harga 52 ribu dan kualitas baik, buku sketsa ini worth to buy.

Sekian ngobrol-ngobrol kita. Semoga membantu dan sampai jumpa di ulasan art supply berikutnya. (eL)

S H A R E:

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.

Komentar