05 September 2022

Tips Memilih Niche Blog yang Paling Pas untuk Blog Anda

Blogging
Foto: Foto: George Milton (Pexels)

Anda pasti sudah sering mendengar istilah “niche blog”. Tetapi apakah itu? Dan apa saja jenis-jenis niche blog? Mari kita ngobrol-ngobrol lebih jauh.

Istilah “niche” (dibaca: neesh) sendiri lebih dulu dikenal di dunia marketing. Menurut The Balance SMB, niche market adalah bagian dari sebuah industri dengan target pasar dan konsumen yang lebih spesifik.

Jika mengacu pada pengertian di atas, maka niche blog adalah blog yang dibuat dengan topik spesifik untuk target pembaca spesifik pula. Artinya, blog ber-niche hanya membahas topik-topik yang sesuai dengan niche-nya alias tidak random.


Jenis-Jenis Niche Blog di Indonesia

Jenis-jenis niche blog

Ada beberapa niche blog yang umum di Indonesia. Niche blog biasanya juga relevan dengan platform lainnya, seperti Youtube, IG, atau media sosial lainnya. Contoh, jika seorang bloger memiliki blog ber-niche beauty misalnya, di media sosial mereka juga kerap membahas topik yang sama.

Oh ya, daftar ini tidak mencakup semuanya. Pun, di masa depan barangkali akan lahir niche-niche blog baru.

1. Niche Beauty

Blog yang khusus membahas topik beauty atau kecantikan. Blogernya disebut beauty blogger.

Niche beauty tak selalu membahas topik yang sama. Misalnya, ada yang hanya membahas skincare, ada yang khusus tentang make up, macam-macam.

Meskipun sebutannya “beauty“, niche blog ini tak khusus untuk perempuan. Ada juga beauty blogger yang laki-laki. Karena merawat diri adalah hak segala bangsa. 😀

Contoh blog dengan niche beauty:

2. Niche Travel

Blog yang khusus membahas tentang perjalanan. Misalnya, destinasi wisata baik di dalam maupun di luar negeri, hotel, tempat makan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Blogernya disebut travel blogger.

Contoh blog dengan niche travel:

3. Niche Tekno

Nah, ini nih niche blog saya. *ehem

Niche tekno adalah blog yang membahas topik teknologi . Blogernya disebut techno blogger atau bloger tekno.

Namun, karena kata “teknologi” cakupannya luas sekali, masing-masing bloger punya topik yang lebih spesifik lagi. Misal, ada yang membahas hardware dan berbagai gadget, ada yang membahas software, dll. Blog yang kerap membahas tips-tips ngeblog juga termasuk niche tekno.

Contoh blog dengan niche tekno:

4. Niche Kesehatan

Niche ini tidak bisa ditulis oleh sembarang orang, terutama jika terkait medis. Ini karena searh engine sendiri menetapkan aturan bahwa topik-topik kesehatan harus ditulis oleh orang yang kompeten.

Tetapi, jika topiknya terkait gaya hidup sehat seperti rutin olahraga, yoga, lari pagi, makanan sehat, dan sejenisnya, itu boleh ditulis oleh siapa saja.

5. Niche Food

Konten blog ini biasanya berisi resep masakan, tips-tips memasak, ulasan alat masak, dan sebagainya. Blogernya disebut dengan food blogger.

Contoh blog dengan niche food:

6. Niche Mom/Parenting

Ini juga niche blog yang cukup ramai peminatnya. Membahas topik-topik seputar tumbuh kembang anak, rumah tangga, edukasi, kesehatan anak, dan sebagainya. Bloger dengan niche ini disebut mom blogger. Meskipun disebut “mom”, ada juga lho laki-laki yang menulis di genre ini.

Contoh blog dengan niche mom:

7. Niche Book

Blog berisi serba-serbi buku. Biasanya berupa ulasan atau resensi. Blogernya disebut book blogger.

Contoh blog dengan niche book:

8. Niche Lifestyle

Di luar negeri, niche lifestyle adalah blog yang membahas tentang gaya hidup. Tetapi, di Indonesia sendiri niche lifestyle bisa diartikan sebagai blog yang membahas segalanya mulai dari tips memilih obat jerawat sampai saham. Pokoknya, semua ada. Tidak ada sebutan spesifik untuk bloger yang menulis niche lifestyle, biasanya disebut “bloger” saja.

Untuk ini saya tidak perlu menyebutkan contohnya karena bertebaran di mana-mana.


Manfaat Niche Blog

Manfaat niche blog

Sebetulnya, jika sesekali Anda menulis tidak sesuai niche pun tak apa-apa, tak akan ada yang tahu juga. Hahahah. Saya sendiri sering bosan menulis tema tekno, itu sebabnya sejak dua tahun lalu menambah topik tentang hobi saya menggambar dan melukis.

Namun, memiliki blog dengan niche khusus tentu memiliki beberapa keuntungan.

1. Target Audiens yang Lebih Spesifik

Sama seperti di dunia marketing, tak ada produk yang tepat untuk semua orang. Begitu juga dengan blog, tak ada blog yang tepat untuk semua pembaca. Dengan memiliki blog ber-niche, artinya kita menargetkan audiens atau pembaca yang lebih spesifik sehingga tulisan-tulisan kita pun akan bertemu dengan pembaca yang tepat, pembaca yang memang berminat pada topik yang sedang kita bicarakan.

Bila Anda kurang tahu tentang demografi pembaca blog Anda, bisa lihat di laporan Google Analytics .

2. Sebagai Personal Branding

Niche blog merupakan bagian dari personal branding untuk seorang bloger.

Cara Membangun Personal Branding di Twitter untuk Freelancer dan Bloger
BACA JUGA

Cara Membangun Personal Branding di Twitter untuk Freelancer dan Bloger

Twitter adalah platform media sosial yang unik. Di sini, kita bisa memuntahkan apa saja mulai dari sambat, nyepik, bahkan twitwar dengan orang yang …

Baca Selengkapnya

3. Memiliki Pembaca Loyal

Karena pembaca sudah tahu apa yang dibahas di blog kita, mereka akan sering datang jika ingin membaca topik yang berkaitan.

Contoh, Anda kalau mau tahu cara mengaplikasikan eye liner, tentu tak akan datang ke blog saya. Anda akan datang ke blognya para beauty blogger. Kalau mau tahu cara migrasi dari Blogspot ke WordPress , nah baru jalan-jalan kemari.

4. Lebih Mudah Mendapat Job

Bila Anda memperhatikan, setiap kali ada tawaran job untuk bloger, pasti disebutkan niche blognya. Ini karena brand/agensi tentu ingin menyasar audiens yang spesifik juga agar sesuai dengan produk mereka. Blog yang memiliki niche sesuai tentu memiliki kans lebih besar untuk mendapatkan job tersebut, bukan?

“Tapi, Teh. Bukannya lebih enak jadi lifestyle blogger supaya semua job bisa dapet?”

Dari kacamata brand, lifestyle blogger ada di urutan terakhir. Jika tidak ada lagi blog dengan niche sesuai, baru, deh, dipilih lifestyle.


Cara Memilih Niche Blog yang Pas

Cara memilih niche blog

Oh ya, di sini Anda tidak akan mendapati tips-tips seperti, “niche yang paling banyak mendatangkan trafik” atau “niche untuk sumber adsense”.

Hmmm … lalu bagaimana menentukan niche blog yang paling tepat? Ada 6 poin sebagai bahan renungan (((renungan))) sebelum memilih niche.

1. Sesuaikan dengan Minat

Pilihlah topik yang memang menjadi minat Anda agar tulisan yang dibuat pun bernyawa . Selain itu, agar Anda juga bahagia ketika menulisnya.

2. Sesuaikan dengan Kemampuan atau Keahlian

Hal ini bisa dilakukan sambil jalan. Maksudnya, bila Anda berminat terkait satu topik, Anda tentu akan terus menggali atau riset agar tahu lebih banyak. Beberapa bloger bahkan ikut berbagai macam kursus dan pelatihan untuk mendalami topik yang diminati. Dengan begitu, kemampuan dan keahlian Anda pun akan terus terasah.

Google dalam salah satu artikel di Google Search Central bertanya, “Did you decide to enter some niche topic area without any real expertise, but instead mainly because you thought you’d get search traffic?”

See? Jadi hindari memilih niche hanya karena trafiknya banyak bila Anda tidak benar-benar ahli atau berniat mendalami niche tersebut.

3. Sesuaikan dengan Profesi atau Latar Belakang Pendidikan

Akan lebih baik jika blog yang kita tulis sesuai dengan profesi kita. Ini sekaligus membangun E-A-T (Expertise, Authoritativeness, and Trustworthiness). Tetapi ini bukan hal mutlak kecuali untuk blog-blog niche kesehatan dan hukum.

Dari sisi pembaca, tentu pembaca akan lebih percaya kepada pakar atau orang yang memang bergelut di bidang tersebut, bukan?

4. Sesuaikan dengan Tren

Memilih niche sesuai tren sebetulnya agak berisiko karena tren selalu berubah dari masa ke masa. Tetapi bila Anda memang berminat, kenapa tidak? Dengan syarat, penuhi poin 1-3 dan konsisten dengan itu.

5. Tak Perlu Risau dengan Jenis Kelamin

Sebagai perempuan yang ngoding dan punya profesi di ranah “laki-laki”, harus saya akui bahwa menjadi bloger tekno perempuan tidaklah mudah. Perempuan, entah kenapa, sering diindetikkan dengan gaptek. Bahkan pernah ada yang tahu saya bloger dan dengan santainya menawarkan untuk memperbaiki tampilan blog saya. I was like, “Dude, gue BISA NGODING SENDIRI, YAELAH!”

Oke, sori kalau malah curhat.

Intinya, tak perlu risau dengan jenis kelamin. Anda yang laki-laki bisa jadi beauty blogger, mom blogger/parenting, atau fashion blogger. Anda yang perempuan bisa juga punya blog dengan niche tekno atau otomotif.

6. Konsisten

Saya sering melihat blog yang setiap tahun niche-nya ganti. Kalau lagi ramai traveling, ya dia jadi travel blogger. Kalau lagi ramai keuangan, dia pindah jadi finance blogger.

Nanaonan, ih?

Hal ini akan membuat pembaca bingung, juga akan membuat diri Anda sendiri bingung.


Frequently Asked Questions

  • Saya sudah lama ngeblog dan sudah punya ratusan artikel, apakah masih bisa ganti niche?
    Tentu saja. Tetapi hindari niche yang selalu berubah-ubah.
  • Sesudah ganti niche, bagaimana dengan artikel-artikel yang tidak sesuai niche?
    Boleh dihapus, dijadikan private, atau dipindahkan ke blog lain.
  • Bolehkah punya beberapa blog dengan niche berbeda?
    Boleh.

Bila Anda masih bingung menentukan niche, bisa melihat contoh-contoh blog yang saya cantumkan di atas. Lihat apa saja yang mereka bahas dan bagaimana mereka menyajikan konten-kontennya.

Seperti yang selalu saya katakan, menulis adalah sebuah perjalanan. Begitu juga dengan memilih niche blog. Seiring perjalanan ngeblog, kita akan menemukan topik-topik yang kita minati dan dalami. Satu saran terakhir: nikmati prosesnya dan tak perlu merasa terbebani. (eL)

S H A R E:

Langit Amaravati

Langit Amaravati

Web developer, graphic designer, techno blogger.

Aktivis ngoding barbar yang punya love-hate relationship dengan JavaScript. Hobi mendengarkan lagu dangdut koplo dan lagu campursari. Jika tidak sedang ngoding dan melayout buku, biasanya Langit melukis, belajar bahasa pemrograman baru, atau meracau di Twitter.

Komentar